|
|
|||||||||||||||||||||||
Indonesia telah mengalami masa penjajahan yang cukup panjang. Indonesia pernah dijajah selama lebih kurang dari 300
tahun oleh Belanda. Namun ketika Perang Dunia II terjadi, pada bulan
Maret 1942 Belanda menyerahkan kekuasaannya kepada Jepang. Jepang pada
saat itu sedang memulai invasinya ke seluruh Asia Tenggara. Negara
tersebut berkeinginan untuk menguasai Asia dan juga mendapatkan Indonesia, yang pada saat itu masih bernama Hindia Belanda, karena memiliki berbagai sumber daya alam yang berguna untuk perindustrian miliknya dan kebutuhannya akan modal perang.
Pada bulan Maret 1942, setelah sebelumnya berhasil menguasai berbagai
kota di Hindia Belanda, Jepang melalui perundingan di Kalijati,
mendapatkan Hindia Belanda dari tangan Belanda. Belanda
kehilangan Hindia Belanda dalam waktu kurang dari 3 bulan dikarenakan
kurang kuatnya pertahanan yang dimiliki oleh pemerintah kolonial.
Dengan
dikuasainya Hindia Belanda oleh Jepang, bangsa Indonesia memasuki babak
baru dari kehidupannya. Ambisi Jepang yang sangat ingin menang perang
dan mempersatukan Asia kedalam satu kesatuan yaitu Asia Timur Raya
menyebabkan bangsa Indonesia tereksploitasi habis-habisan, khususnya dalam hal sumber daya alam yaitu minyak bumi dan logam,
selama 3,5 tahun kekuasaannya. Jepang akhirnya menyerah kepada sekutu
setelah Amerika menjatuhkan bom atom ke dua kota yang ada di Jepang
yaitu Hiroshima tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki tanggal 9 Agustus 1945. Dengan
menyerahnya Jepang kepada sekutu, pemuda-pemuda Indonesia melihat
adanya kesempatan dan kemudian memaksa Soekarno dan Hatta untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Kedua proklamator ini awalnya
tidak menyetujui usul para pemuda sehingga pada tanggal 16 Agustus 1945
mereka dibawa ke Rengasdengklok. Di
Rengasdengklok ini kedua tokoh tersebut didesak oleh para pemuda untuk
menyetujui memproklamasikan kemerdekaan sesegera mungkin. Setelah
sebelumnya bersikeras dengan pendapatnya, Bung Karno akhirnya menyetujui
untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada keesokan harinya
karena melihat kondisi yang ada dan desakan para pemuda.
Jumat
17 Agustus 1945, bertempat di kediaman Soekarno Jl. Pegangsaan Timur
No. 56 Jakarta, yang juga bertepatan dengan bulan Ramadhan, Bung Karno,
yang didampingi oleh Bung Hatta, memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia.
Pembacaan proklamasi yang menjadi tonggak sejarah berdirinya bangsa
ini. Dari bangsa yang terjajah menjadi bangsa yang merdeka.
Kemerdekaan
itu sendiri bagi bangsa Indonesia memiliki arti yang sangat besar.
Indonesia tidak lagi menjadi “gabus tempat Belanda mengapung”, tak lagi
menjadi ladang eksploitasi Jepang. Indonesia tidak lagi menjadi negara
jajahan. Indonesia bebas mengatur hidupnya sendiri, bebas menentukan
nasibnya sendiri. Tidak terikat pada bangsa manapun. Kemerdekaan ini
adalah titik kulminasi dari segala upaya dari para pejuang kemerdekaan.
Meskipun begitu, kita masih harus tetap melanjutkan perjuangan dari para
pahlawan yang rela berkorban dan gugur untuk membawa Indonesia
mendapatkan kemerdekaan.
Dan sekarang, di tahun 2010 ini, Indonesia telah mencapai umurnya yang ke-65. Bank
Indonesia sendiri dalam beberapa momentum ulang tahun pernah
menerbitkan berbagai koleksi uang Khusus Peringatan Kemerdekaan Republik
Indonesia (Commemorative coins). Uang Khusus Kemerdekaan Republik Indonesia diterbitkan pertama kali pada tahun 1970 untuk merayakan ulang tahun Republik Indonesia yang ke-25. Pada tahun 1974 kembali dikeluarkan uang terbitan khusus, yang tujuan dari penerbitan uang ini adalah
tetap merayakan ulang tahun Republik Indonesia yang ke-25. Kemudian
tahun 1990 untuk merayakan ulang tahun RI yang ke-45, dan yang terakhir
tahun 1995 untuk merayakan ulang tahun Republik Indonesia yang ke-50. Uang terbitan khusus ini berbentuk koin. Uang-uang tebitan khusus ini dicetak dalam jumlah terbatas dan berbahan dasar khusus, yaitu perak dan emas.
Untuk
dapat melihat bentuk fisik dari uang-uang khusus peringatan tersebut,
anda dapat melakukannya dengan mengunjungi Museum Bank Indonesia dan
juga dapat di lihat pada Cyber Museum Bank Indonesia yang terdapat pada menu koleksi (uang kertas seri Soekarno Hatta halaman 6, 7, dan 9).
|